AdvetorialKutai TimurParlementerTerkini

821 Kasus HIV/AIDS di Kutim, Arfan : Maaf Ini Bukan Aib, Tapi Penyakit Yang Harus di Tanggulangi

JEJAKKHATULISTIWA.CO.ID, Kutai Timur – Data komulatif Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kutim menghimpun sejak 2006-2022 tercatat ada 821 kasus yang terdeteksi positif HIV/AIDS. Itu artinya sepanjang 16 tahun sejak penemuan kasus pertama tiap tahunnya kasus ini kian meningkat. Berdasarkan data komulatif itu Arfan, Wakil Ketua ll DPRD Kutim menyebutkan penyakit ini harus di tanggulangi dengan cepat agar tidak ada penambahan kasus yang signifikan.

“Ini kan (maaf) bukan aib, tapi penyakit yang harus ditanggulangi. Jadi untuk ODHA jangan enggan melakukan tes agar kasus ini tidak meningkat tiap tahunnya,” ujar Arfan.

Untuk itu, KPAD dan semua pihak terkait memiliki tugas bersama bagaimana bisa menekan angka tersebut. Oleh karena itu, dirinya ingin semua stakeholder, instansi vertikal maupun organisasi yang ada, dapat bekerja bersama-sama untuk mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS.

Dirinya mengingatkan penyebab HIV ini bukan selalu melalui kontak fisik tapi bisa melalui media lain seperti jarum suntik narkoba, hubungan badan, sering berganti pasangan, homoseksual, heteroseksual dan lainnya. Arfan mengingatkan bagi saudara atau keluarga ada yang tertular dirinya minta agar jangan dijauhi tapi harus dilindungi, dirangkul supaya nantinya edukasi bisa jalan.

“Harusnya ada peraturan daerah (Perda) yang segera dibuat. Tujuannya apa ? Agar berfokus pada upaya penanggulangan serta perilaku menyimpang itu. Belum lagi masalah stigma dan diskriminasi yang masih kental di tengah masyarakat terhadap ODHA orang dengan HIV/AIDS yang selalu melihat penyakit ini dari sisi etika dan sosial bagaimana ODHA begitu dijauhi oleh masyarakat bahkan keluarga menambah buruk psikologis penderita,” ungkapnya.

Menurutnya, remaja merupakan kelompok usia yang sangat rentan terhadap resiko triad (tiga masalah pokok) kesehatan reproduksi remaja, yakni, seksualitas (pergaulan seks bebas), HIV/AIDS, dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang.

Diperlukan pencegahan dini di dalam keluarga dengan mengajarkan anak remaja tentang agama yang melarang perbuatan maksiat dan melaksanakan perintah agama agar terhindar dari perbuatan tersebut. Peran orang tua sebagai rolemodel di dalam keluarga sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan anak. 

“Pemberian informasi atau pengetahuan mengenai HIV/AIDS bisa dilakukan sejak dini pada anak remaja dalam lingkungan keluarga. Anak diberi informasi bagaimana proses penularan HIV/AIDS itu sendiri yakni melalui cairan sperma, vagina, air asi, dan darah. HIV/AIDS juga tidak akan menular jika kontak fisik, kontak sosial dan sebagainya. Informasi yang benar dapat membantu dalam mencegah anak remaja melakukan berbagai tindakan yang memunculkan resiko terkena HIV,” tandasnya.

Untuk diketahui HIV adalah Human Immunodeficiency Virus, merupakan virus yang bisa menyebabkan sebuah kondisi yang disebut AIDS. Seseorang yang terinfeksi HIV bisa membuat ia mengalami AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

Menurut data dari KPAD Kutai Timur sepuluh tahun terakhir sampai dengan bulan Juli 2022, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kutai Timur ada 757 orang. Dari jumlah itu 309 orang telah mendapatkan mendapatkan terapi pengobatan Anti Retroviral (ARV).

Dari 309 ODHA yang didampingi, 42 persen adalah karyawan swasta, 28 persen adalah ibu rumah tangga (IRT) dan 11 persen adalah Pekerja Seks Komersial (PSK). Data ini sungguh di luar perkiraan sekaligus memprihatinkan, ternyata jumlah IRT yang tertular HIV/AIDS jumlahnya jauh lebih besar dari jumlah Pekerja Seks Perempuan.(ADV/jk)

Editor

Menyajikan berita yang aktual dan terpercaya

Related Articles

Back to top button
error: Content is protected !!